PEMBELAJARAN MUSIK SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG ANTIRADIKALISME

PEMBELAJARAN MUSIK SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG ANTIRADIKALISME

Agam Shandy M, Denis Hermawan, Nicko Bagus F, Rizal Zulkarnain,

dan Yuliana Agus L

Agam220502@gmail.com, Denishermawan400@gmail.com, ikobagusfrimadi@gmail.com, Rizalphising16@gmail.com,

Yulianaaguslaksana29@gmail.com

Program Studi/Departemen/Jurusan

Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

Universitas Pendidikan Indonesia, 2021

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “pembelajaran musik sebagai media pendukung antiradikalisme” alasan kami memilih topik ini karena kemampuan rata-rata masyarakat Indonesia dinilai masih memiliki pikiran radikalisme yang sangat meresahkan dan membahayakan. Adapun tujuan dari penelitian ini guna melatih dan memberikan pengetahuan kepada pembaca dan masyarakat juga tentunya akan pentingnya musik sebagai media pendukung antiradikalisme, guna mendapatkan data akurat untuk memaparkan pembelajaran musik sebagai media pendukung antiradikalisme yang baik dan benar kami menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif. : (1) memberitahu ke masyarakat luas tentang bahaya radikalisme.alasan rasional yang melatar belakangi masalah yang dianalisis dalam karya tulis, (2) Mengevaluasi dan memberika inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan musik tujuan penelitian, (3) metode penelitian kualitatif, (4) bahwa musik bisa menjadi media antiradikalisme, (5) disimpulkan bahwa musik dapat mendukung dan berpengaruh untuk menyetop penyebaran radikalisme di masyarakat. Hal itu disebabkan karena ketika dalam musik terdapat unsur yang bisa membangkitkan simpati dan empati agar suatu individu bisa berfikir dengan baik, pembelajaran musik juga sangat berpengaruh besar dalam kinerja otak karena otak bagian prefrontal sikap empati akan tumbuh dan berkembang dengan pembelajaran musik.

Kata kunci: Pembelajaran musik anak, inovasi kreatif musik, pengembangan belajar musik

ABSTRACT

This research is entitled “Music learning as a media to support anti-radicalism”. The reason we chose this topic is because the ability of the average Indonesian people is considered to still have thoughts of radicalism which are very disturbing and dangerous. The purpose of this research is to train and provide knowledge to readers and the public as well as of the importance of music as a media to support anti-radicalism. In order to obtain accurate data to describe learning music as a media to support anti-radicalism, we use quantitative data collection methods. : (1) informing the wider community about the dangers of radicalism. rational reasons behind the problems analyzed in the paper, (2) evaluating and providing innovations in learning using music for research purposes, (3) qualitative research methods, (4) that music can be a medium for anti-radicalism, (5) it is concluded that music can support and influence to stop the spread of radicalism in society. This is because when in music there are elements that can evoke sympathy and empathy so that an individual can think well, music learning is also very influential in brain performance because the prefrontal part of the brain, empathy will grow and develop with music learning.

Keywords: Children’s music learning, music creative innovation, music learning development

PENDAHULUAN

Musik adalah suara yang diatur sedemikian rupa hingga memiliki kandungan irama, lagu, nada, dan keserasian khususnya dari suara yang dibuat dari beberapa alat yang bisa hasilkan irama. Musik terhitung semacam peristiwa insting, untuk mencipta, membenahi, dan mempersembahkannya adalah satu wujud seni. Musik adalah sebuah peristiwa unik yang dibuat oleh beberapa alat musik. Tetapi seni musik bukan sekedar hanya bunyi/suara yang dibuat dari alat musik, apa saja yang dapat hasilkan bunyi/suara itu dapat dipandang seperti musik istilahnya disebutkan dengan musik alam, bahkan juga suara langkah kaki manusia yang jalan, suara hembusan angin, suara pukulan ombak itu bisa dipandang musik meskipun tidak ada elemen kesengajaan dari tindakan makhluk.

Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan transisi atau penyempurnaan sosial dan politik dengan kekerasan. Paham ini merujuk pada sikap berlebihan dalam saluran politik. Dalam teori sosial radikalisme diibaratkan dengan revolusi keseluruhan untuk menantang status quo atau hegemoni pemerintahan penguasa. Radilakisme bisa juga lahir dari beragam sumbu, seperti ekonomi, politik, sosial dan lain-lain.

Pembelajaran adalah satu proses belajar mengajar dengan arah mentrasfer pengetahuan dari guru sebagai pendidik ke pelajar sebagai peserta didik untuk mewujudkan pelajar yang berkarakter.

Apabila masyarakat Indonesia, pemerintahan dan warga Indonesia tidak dapat menahan aliran radikalisme ini akan beresiko untuk warga terlebih para remaja di indonesia yang masih tidak cukup pengetahuannya. Bukti prihatin dari beberapa perlakuan terorisme di Indonesia adalah keterkaitan wanita dan kelompok muda dan anak-anak dalam aksi bom bunuh diri seperti dalam tragedi Bom Surabaya 2018 lalu yang melibatkan sekeluarga.

Berdasarkan bukti yang saya dapatkan, masih tetap ada Pengajardalam aktivitas pembelajaran tidak memiliki pengembangan dalam menyampaikan materi, pendidik cuman terpaku dalam penyampain materi saja tanpa adanya inovasi di dalam penyampain pembelajaran, sebaiknya pendidik perlu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran, agar pembelajaran tidak membosankan dan tujuan pembelajaran tercapai.

Karenanya musik menjadi satu diantara media yang bisa membantu pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan dapat mengerem radikaisme tetapi masih tidak banyak tenaga pendidik yang menggunakan musik untuk mendukung pembelajarannya.

Masih tetap ada di lembaga- lembaga pendidikan khususnya guru dalam penyampaian pembelajarannya monoton, tidak menarik peserta didik untuk ikuti berlangsungnya pembelajaran. Semestinya pendidik harus mempunyai motivasi untuk membelajarkan peserta didik, agar menciptakan suasana yang tidak membosankan dan peserta didik bisa ikuti dan memerhatikan materi apa yang di sampaikan.

Seharusnya pendidik selalu berinovasi/variasi dalam penyampain materi karena mempunyai tujuan untuk menarik perhatian pelajar pada materi pelajaran yang di sampaikan, membangkitkan motivasi sepanjang proses pembelajaran, dan menangani keadaan dan kurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran.Sikap itu akan membuat suasana yang membahagiakan dan menarik dan membuat ketertarikan pada pembelajaran yang di berikan.

METODE

Karena tujuan kami sendiri lebih ke menganalisis untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data, dan membaca seputar masalah pembelajaran maka kami ingin meneliti secara Kualitatif yang dimana kami langsung meneliti dengan menganalisis dan mengumpulkan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil riset dan pengumpulan data diambil kesimpulan jika musik bisa memberikan dukungan dan punya pengaruh untuk menghentikan penyebaran radikalisme dalam masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena dalam musik ada unsur yang dapat menghidupkan simpati dan empati supaya satu individu dapat berpikir dengan baik, pembelajaran musik juga punya pengaruh besar dalam performa otak karena otak bagian prefrontal sikap empati akan berkembang dan tumbuh dengan pembelajaran musik.

adapun tujuan menyanyikan lagu indonesia raya saat sebelum pembelajaran karena pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, kita akan menghayati syairnya. Hingga muncul rasa semangat, cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia. Itu akan menanamkan rasa cinta tanah air terhadap pelajar. Dengan memberikan hormat ke bendera akan terbesit rasa begitu beratnya para pejuang merebut dan menjaga kemerdekaan.

Karena itu jangan pernah sia-siakan hasil perjuangan mereka. Di saat membacakan Pancasila harus menjiwai kalimat-kalimatnya dan diharapkan isinya bisa terwujud dalam kehidupan setiap hari. Bukanlah hal yang tidak mungkin bila angkatan muda Indonesia akan kehilangan rasa nasionalisme. Mereka tak lagi mengenali siapa yang sudah memebuat bangsa Indonesia bebas dari kekuasaan penjajah.

dan di zaman globalisasi ini akan gampang untuk generasi kita yang melunturkan rasa cinta tanah air. Banyak langkah yang dapat dilaksanakan untuk memupuk kembali rasa cinta tanah. Dapat dengan melestarikan beberapa lagu nasional, beberapa lagu daerah, dan beberapa lagu masa kini yang bertema semangat nasionalis.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional akan menumbuhkan rasa cinta air dan nasionalisme. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, setiap sebelum memulai pelajaran, siswa menyanyikan lagu kebangsaan dan/atau lagu nasional.

Selanjutnya menyanyikan lagu daerah saat sebelum pulang. Salah satunya maksud dari Permendikbud nomor 23 tahun 2015 ini untuk menumbuhkembangkan kebiasaan yang bagus sebagai wujud pendidikan karakter mulai sejak di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dibuat oleh Wage Rudolf Supratman, seorang pemuda biasa yang bekerja sebagai wartawan di Bandung dan Jakarta. Lagu Indonesia Raya pertama kalinya didengarkan Kongres Pemuda Ke-2 , 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw Jakarta.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Begitu banyak jenis dan genre musik yang dapat mendukung antiradikalisme yaitu lagu nasional, lagu religi dan lagu yang bernuansa kesatuan dalam hal kebaikan, dan begitu banyak pula inovasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan guru untuk mengajarkan melalui musik dan juga hingga kini kasus radikalisme masih sering terjadi di indonesia karena pola fikir yang sudah rusak karena faktor globalisasi.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian penulis berharap pemerintah indonesia dapat memberikan evaluasi terkait pendidikan dan penanaman nilai pancasila dan juga dengan musik yang dapat menggerakan pikiran masyarakt seluruh umur. Tak lupa pembelajaran musik bukan hanya dari lagu namun juga perlu mempelajari alat musik tradisional yang dimana juga berguna melestarikan budaya daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet

UNAIR NEWS, (2020) Risiko Anak Muda Terpapar Paham Radikalisme [Daring]. Diakses dari

http://news.unair.ac.id/2020/05/27/risiko-anak-muda-terpapar-paham-radikalisme/

Stanislaus Riyanta, (2020) Menguatnya Radikalisme di Kalangan Generasi Muda dan Perempuan [Daring]. Diakses dari

https://indonews.id/artikel/28327/Menguatnya-Radikalisme-di-Kalangan-Generasi-Muda-dan-Perempuan/

Anugerah Ayu Sendari, (2021) Radikalisme adalah Paham Perubahan Ekstrem [Daring]. Diakses dari

https://hot.liputan6.com/read/4456602/radikalisme-adalah-paham-perubahan-ekstrem-kenali-ciri-cirinya

Pengelola Web Kemdikbud, (2017) Tahun Ajaran Baru, Mendikbud Mengimbau Menyanyikan Lagu Kebangsaan Sebagai Pendidikan Karakter [Daring]. Diakses dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/tahun-ajaran-baru-mendikbud-mengimbau-menyanyikan-lagu-kebangsaan-sebagai-pendidikan-karakter

LihatTutupKomentar