MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

 

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Pada Permasalahan Etika dalam Berkomunikasi

 

MAKALAH PROYEK BERBASIS PENELITIAN

 

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pendidikan Pancasila dosen Pengampu Dr.H.Mupid, M.Ag.

Nisrina Nurul Insani, S.Pd., M.Pd.

 

 

 

Oleh :

Kelompok 4

Arief Rahman Maulana          NIM 2108333

Aria                                         NIM 2108617

Deni Alamsyah                       NIM 2105712

Siti Andrianti Az-Zahro          NIM 2106749

 

 

 

PENDIDIKAN SENI MUSIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021

DAFTAR ISI

 

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA.. 1

DAFTAR ISI. 2

BAB I. 3

PENDAHULUAN.. 3

1.1 Latar Belakang. 3

1.2 Rumusan Masalah. 3

1.3 Maksud dan Tujuan. 3

BAB II. 4

TINJAUAN PUSTAKA.. 4

1.      Etika. 4

2.      Pengertian Etika Menurut Para Ahli 4

2.1        Aristoteles. 4

2.2        W. J. S. Poerwadarminta. 4

2.3        Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja. 4

2.4        Louis O. Kattsoff. 5

2.5        H. A Mustafa. 5

3       Ciri-Ciri atau Karakteristik Etika. 5

3.1        Etika Bersifat Mutlak atau Absolut 5

3.2        Etika Tetap Berlaku Meskipun Tanpa Disaksikan oleh Orang Lain. 5

3.3        Etika Berhubungan dengan Cara Pandang Batin Manusia. 5

3.4        Etika Berhubungan dengan Perbuatan, Perilaku, dan Tingkah Laku Manusia. 5

4.      Macam-Macam Etika. 5

4.1        Etika Berdasarkan Jenisnya. 6

4.2        Etika Berdasarkan Cakupannya. 6

4.3        Etika Berdasarkan Lingkungannya. 6

4.4        Etika Berdasarkan Sumbernya. 6

5.      Fungsi Etika. 7

6.      Manfaat Etika. 7

6.1        Etika Bermanfaat sebagai Penghubung Antarnilai 7

6.2        Etika yang berguna sebagai tanda pembeda antara yang baik dan yang jahat 7

6.3        Etika berguna untuk membuat individu kritis. 8

6.4 Etika yang berguna sebagai batiniah. 8

6.5 Etika yang bermanfaat untuk melakukan sesuatu menurut Aturan. 8

6.6 Etika sebagai cara mengorbankan sedikit kebebasan dalam diri sendiri 8

6.7 Etika dapat membantu menentukan pendapat 8

BAB III. 9

PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH.. 9

1.      Bagaimana hubungan Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Etika dalam Berkomunikasi ?   9

2.      Bagaimana implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?   9

3.      Bagaimana dampak dan penanggulangan permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?   11

1.      Etika Dalam Berkomunikasi 11

2.      Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan. 11

3.      Periksa Kebenaran Berita. 12

4.      Menghargai Hasil Karya Orang Lain. 12

5.      Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda. 12

BAB IV.. 13

PENUTUP.. 13

I.      Simpulan. 13

II.         Saran. 13

DAFTAR PUSTAKA.. 14

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah kehidupan, terutama dalam berbangsa dan bernegara. Karena dengan kita memiliki etika akan membuat kita menjadi warga negara yang baik.

Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika merupakan cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilan dasar pemersatu bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana hubungan Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Etika dalam Berkomunikasi dengan Teori Pendidikan Pancasila ?

2.      Bagaimana implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam permasalahan Etika dalam Berkomunikasi tersebut ?

3.      Bagaimana dampak dan penanggulangan permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.      Mengetahui hubungan antara Pancasila Sebagai Sistem Etika dengan Teori Pendididkan Pacasila

2.      Mengetahui hubungan antara Etika dalam Berkomunikasi dengan Teori Pendidikan Pancasila

3.      Mengetahui implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam Permasalahan Etika dalam Berkomunikasi

4.      Mengetahui dampak dari permasalahan Etika dalam Berkomunikasi

5.      Mengetahui penanggulangan dari permasalahan Etika dalam Berkomunikasi

 

 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.      Etika

Secara linguistik, kata “etika” berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti timbul dari  kebiasaan. Dalam hal ini yang dimaksud objek adalah tindakan, sikap atau perbuatan manusia. Secara khusus pengertian etika  adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan seorang individu dalam lingkungan sosialnya, yang penuh dengan kaidah dan prinsip yang berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar.

Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, aturan atau tata cara yang lazim digunakan sebagai pedoman atau prinsip seseorang dalam melakukan tindakan dan perilaku. Penerapan standar ini  erat kaitannya dengan kualitas baik dan buruk individu  dalam masyarakat.

Etika, oleh karena itu, adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, serta tugas sosial dan  moral, hak dan kewajiban setiap individu  dalam kehidupan sosial mereka. Atau bisa juga dikatakan  bahwa etika mencakup nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas individu berkenaan dengan kebaikan dan kejahatan. Ada banyak jenis etika yang bisa kita temukan di lingkungan kita, seperti etika pertemanan, etika profesi atau kerja, etika  rumah tangga, etika  bisnis, dan sejenisnya. Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, yang merupakan jembatan untuk menciptakan status yang baik  dalam kehidupan sosial. Misalnya, etika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan sekitar, yaitu salam ketika orang berkunjung ke rumahnya, baik itu keluarga, saudara, atau teman. Kemudian mohon maaf setelah kita melakukan kesalahan dan bersyukurlah jika ada yang telah membantu atau membantu kita.

2.      Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Di bawah ini, beberapa ahli menjelaskan secara singkat tentang pentingnya etika.

2.1  Aristoteles

Aristoteles adalah seorang filosof dari Yunani dan mahasiswa Plato berpendapat  membagi etika dalam dua pengertian, yaitu Terminius Technicus dan Manner and Cutom. Terminius Technicus adalah etika sebagai ilmu  yang mempelajari masalah perilaku atau tindakan individu (manusia), sedangkan Manner dan Cutom adalah studi etika yang berkaitan dengan praktik dan kebiasaan individu, serta perilaku, tindakan atau perilaku individu yang baik dan buruk.

2.2  W. J. S. Poerwadarminta

Wilfridus. J. S. Poerwadarminta, salah satu tokoh sastra Indonesia, berpendapat bahwa etika adalah ilmu yang berhubungan dengan perbuatan dan perilaku manusia yang dilihat dari  baik buruknya, yang juga ditentukan oleh manusia.

2.3  Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja

Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia.

2.4  Louis O. Kattsoff

Kattsoff memberikan pandangan bahwa etika pada hakikatnya lebih cenderung berkaitan dengan asasasas pembenaran dalam relasi tingkah laku antarmanusia.

2.5  H. A Mustafa

H. A. Mustafa memperkenalkan konsep etika, ilmu yang mempelajari perilaku atau tindakan manusia dalam hubungannya dengan kebaikan dan kejahatan, memperhatikan perilaku manusia  sejauh yang diketahui  akal  manusia.

3        Ciri-Ciri atau Karakteristik Etika

Berikut adalah ciri-ciri ataupun karakteristik dari etika.

3.1  Etika Bersifat Mutlak atau Absolut

Etika bersifat mutlak atau absolut, artinya suatu etika berlaku bagi setiap orang, di mana pun dan kapan pun. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat ditawar-tawar dan tidak bergantung pada landasan moral yang terus berubah. Misalnya membunuh dan menyita hak atau milik orang lain adalah perbuatan asusila dan perbuatan dengan alasan apapun.

3.2  Etika Tetap Berlaku Meskipun Tanpa Disaksikan oleh Orang Lain

Secara umum, etika berlaku bahkan ketika tidak ada yang menyaksikannya. Hal ini karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik. Misalnya, jika seseorang mencuri sementara orang lain tidak menyadarinya, itu tetap merupakan perbuatan yang melanggar etika dan standar yang berlaku. Seiring waktu, moral seseorang akan buruk bahkan jika petugas penegak hukum tidak menangkapnya.

3.3  Etika Berhubungan dengan Cara Pandang Batin Manusia

Etika, yaitu pandangan batin yang berkaitan dengan baik buruknya suatu tindakan yang  dilakukan oleh orang atau individu. Pada hakikatnya, setiap orang diajarkan hal-hal yang berbeda yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kemudian, sedikit demi sedikit, orang akan mengetahui hal-hal baik dan buruk untuk dibentuk dan ditanamkan di dalam hati mereka.  Ini, tentu saja, akan memulai perdebatan di antara orang-orang tentang apakah mereka ingin melakukan tindakan buruk atau buruk.

3.4  Etika Berhubungan dengan Perbuatan, Perilaku, dan Tingkah Laku Manusia

Etika berkaitan erat  dengan perilaku, tindakan, dan perilaku seseorang. Dengan cara ini, etika secara umum terbentuk secara alami berdasarkan perilaku, tindakan, dan perilaku individu. Kelakuan buruk dan perbuatan  buruk dianggap sebagai etika yang buruk, sedangkan perilaku baik dan perbuatan  baik juga dianggap sebagai etika yang baik. Intinya, bagaimanapun, adalah bahwa etika  berkaitan erat dengan perilaku dan tindakan individu itu sendiri.

4.      Macam-Macam Etika

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai macam-macam etika berdasarkan jenisnya, cakupannya, lingkungannya, dan sumbernya.

4.1  Etika Berdasarkan Jenisnya

Menurut jenisnya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu :

4.1.1        Etika Normatif

Etika normatif adalah jenis etika yang berusaha menentukan dan menentukan berbagai perilaku, tindakan, dan sikap ideal yang harus dimiliki setiap individu  dalam kehidupan ini.

4.1.2        Etika Deskriptif

Etika deskriptif adalah jenis etika yang berusaha mempelajari perilaku dan sikap orang, serta apa yang dikejar orang sehubungan dengan hal-hal yang berharga dalam hidup.

4.2  Etika Berdasarkan Cakupannya

Menurut cakupannya, ada dua jenis-jenis etika, yaitu :

4.2.1        Etika Khusus

Etika khusus adalah jenis etika yang menjadi  implementasi dari prinsip atau prinsip moral  dalam kehidupan masyarakat.

4.2.2        Etika Umum

Etika umum adalah etika yang berkaitan dengan situasi dan kondisi dasar  perilaku dan tindakan etis orang.

4.3  Etika Berdasarkan Lingkungannya

Berdasarkan lingkungannya, ada dua jenis etika, yaitu :

4.3.1        Etika Individual

Etika individu adalah etika yang berkaitan dengan sikap dan kewajiban  individu terhadap dirinya sendiri.

4.3.2        Etika Sosial

Etika sosial adalah etika yang berkaitan dengan sikap dan kewajiban, serta perilaku  individu sebagai pribadi.

4.4  Etika Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya, ada dua jenis etika, yaitu :

4.4.1        Etika Teologis

Etika teologis adalah  etika yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan  individu, tanpa dibatasi pada  agama tertentu. Ada dua hal yang harus ditekankan dalam etika teologis ini. Pertama, etika teologis tidak terbatas pada satu agama, hal ini disebabkan banyaknya  agama di dunia. Pada hakekatnya, setiap agama pasti memiliki etika teologis yang berbeda dan  spesifik.  Kedua, etika ini merupakan ranah etika umum yang  telah dipraktikkan dan dikenal oleh kebanyakan orang. Etika umum ini cenderung luas dan banyak, dengan bagian-bagian yang tak terbatas. Jadi seorang individu memahami etika teologis secara tidak langsung, dalam arti ia juga mengetahui dan memahami  dari etika umum, dan sebaliknya.

 

4.4.2        Etika Filosofis

Etika Filsafat adalah  etika yang timbul dari pemikiran atau berfilsafat  individu dan termasuk dalam bagian  filosofis (berdasarkan filsafat). Filsafat sebagai  bidang ilmu yang salah satunya mempelajari pikiran manusia. Etika filosofis dibagi menjadi dua karakteristik, yaitu empiris dan non-empiris. Empiris adalah jenis filsafat yang berkaitan erat  dengan sesuatu yang nyata, nyata, atau konkret. Misalnya, jika seseorang mempelajari salah satu bidang filsafat hukum, mereka akan membahas aspek hukum. Sifat non-empiris ini cenderung menanyakan gejala spesifik yang menyebabkannya.

5.      Fungsi Etika

Tentu etika memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Sebagai tempat memperoleh pandangan kritis atau cara pandang yang berhubungan langsung dengan berbagai  moral yang membingungkan.

2. Untuk visi atau orientasi etis ini diperlukan sikap yang wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).

3. Mendemonstrasikan kemampuan berpikir jernih, yaitu kemampuan menalar secara kritis dan rasional.

4. Berfungsi sebagai pembeda  yang dapat dan  tidak dapat diubah.

5. Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-akarnya.

6. Berfungsi untuk konsistensi.

7. Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moral maupun social secara sistematis dan kritis

6.      Manfaat Etika

Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia tentunya memiliki beberapa keunggulan dalam kehidupan bermasyarakat dan bermasyarakat. Manfaat etika dalam kehidupan sosial dijelaskan secara singkat  di bawah ini.

6.1  Etika Bermanfaat sebagai Penghubung Antarnilai

Etika dapat digambarkan sebagai jembatan antara satu nilai dengan nilai  lainnya. Misalnya pentingnya nilai budaya dan  agama, dengan adanya etika, kedua hal tersebut dapat menjadi satu kesatuan kebiasaan yang melekat  dalam masyarakat tanpa ada pihak yang merasa tersinggung. Hal ini menunjukkan bahwa etika dapat menjadi jembatan antara nilai-nilai agama dan budaya.

6.2  Etika yang berguna sebagai tanda pembeda antara yang baik dan yang jahat

Etika yang dimiliki individu secara bertahap akan menuntun individu untuk mengenali dan memahami sepenuhnya hal-hal atau hal-hal yang mengelilinginya. Pengertian di atas adalah sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Ketika individu mampu membedakan yang baik dan yang jahat dan segala sesuatu melakukan “sesuatu” menurut norma atau aturan yang berlaku, etika  menjadi  pedoman di mana individu  mampu menerapkan “sesuatu” itu.

6.3  Etika berguna untuk membuat individu kritis

Etika yang telah lama berlabuh pada  individu membuat mereka lebih kritis dalam menghadapi  kondisi dan situasi. Individu tidak hanya menyerah pada situasi, tetapi juga memikirkan jalan keluar atau solusi yang tepat. Etika mengubah seseorang menjadi orang yang tidak mudah dipengaruhi, karena ia secara alami memperhitungkan perasaan dalam pikirannya. Hal  utama adalah bahwa individu tidak melakukan sesuatu secara sukarela atau tergesa-gesa.

6.4 Etika yang berguna sebagai batiniah

Etika dapat digunakan sebagai pedoman dalam bertindak atau berbuat. Orang yang benar-benar memahami etika pasti akan berperilaku sesuai  aturan yang berlaku tanpa  merasa berkewajiban. Dapat dikatakan bahwa hal ini mempengaruhi sikap individu terhadap pemahaman etika  dalam masyarakat.

6.5 Etika yang bermanfaat untuk melakukan sesuatu menurut Aturan

Etika akan menyebabkan seseorang memaksa orang lain menurut penilaiannya. Artinya, orang tersebut akan dihukum sesuai dengan kesalahan yang dibuatnya. Jika dia melakukan pelanggaran ringan, hukumannya akan lebih ringan. Sebaliknya, jika ia sendiri melakukan kejahatan yang berkisar dari yang serius sampai yang fatal, hukuman yang dijatuhkan kepadanya biasanya berat.

6.6 Etika sebagai cara mengorbankan sedikit kebebasan dalam diri sendiri

Aturan yang ada dalam  kode etik yang disepakati akan mencegah individu melakukan apa yang diinginkannya. Semua aturan yang  disepakati harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Karena siapapun yang melanggar tentunya akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6.7 Etika dapat membantu menentukan pendapat

Sebuah forum diskusi tentu memiliki etika untuk mengungkapkan ide atau pendapat. Dengan cara ini, individu berkomitmen untuk menghormati siapa pun yang ingin mengungkapkan pendapat mereka. Namun, pembentukan perjanjian itu harus didasarkan pada ketentuan bersama. Jika pendapat, argumen atau saran tidak dapat diterima oleh audiens forum, orang yang memberi saran harus toleran. Aurellia. (2021). Pengertian Etika : Macam macam Etika & Manfaat Etika. Diakses dari https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/amp/


 

BAB III

PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH

 

Untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukakan penulis, berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

1.      Bagaimana hubungan Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Etika dalam Berkomunikasi ?

Pancasila mengandung lima (5) sila yakni; Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Berdasarkan pendekatan sejarah, lima (5) sila pancasila bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang telah menjadi prinsip hidup masyarakat nusantara.

a.       Ketuhanan Yang Maha Esa. Di Indonesia terdapat 6 agama yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu.Dalam Berkomunikasi antar umat beragama , kita tidak berhak menghina agama lain yang buka agama kita

b.      Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Berlaku adil kepada sesama, saling menghormati segala bentuk perbedaan dengan adab dan etika yang baik

c.       Persatuan Indonesia. Indonesia memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda namun tetap satu jua. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beraneka ragam. Dengan hal tersebut kita harus saling menghormati budaya lain, membanggakan satu sama lain, dan mengagungkan budaya sendiri tanpa harus menjatuhkan budaya yang lain.

d.      Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan. Setiap warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Maka dalam Etika berkomunikasi, ketika pendapat kita berbeda dengan pendapat orang lain kita harus menghargainya, seperti contoh pada pemilu harus menciptakan suasana "LUBERJUDIL" yaitu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Adil.

e.       Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam etika berkomunikasi kita harus menghormati hak orang lain, mengembang kan sikap adil terhadap sesama, dan menghargai hasil karya orang lain. 

2.      Bagaimana implementasi Teori Pendidikan Pancasila dalam permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?

Pembahasan implementasi terkait etika komunikasi sangatlah urgen dalam menentukan bobot dan qualitas dari sebuah proses komunikasi ataupun interaksi yang dilaksanakan baik secara individual maupun oleh masyarakat dari suatu bangsa, Berbicara tentang implementasi etika di era globalisasi, berarti berbicara tentang bagaimana seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat tertentu dapat menata dirinya agar siap mengimplementasikan segala tindakannya sesuai dengan etika yang dapat diterima di berbagai lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, tetangga, organisasi, masyarakat, sampai pada lingkungan di lingkup nasional maupun internasional. Setiap orang menyadari bahwa dalam menjalani kehidupannya mereka diberi kebebasan untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Umumnya mereka mentaati aturan yang diwariskan oleh orang tua, leluhur, nenek moyang mereka dan juga amat patuh pada hukum alam, aturan-aturan, baik tertulis maupun tidak seperti aturan masyarakat modern sekarang ini yang sarat dengan prosedur dan birokrasi yang berliku dan berjenjang. Mereka menyadari bahwa berperilaku menyimpang dari aturan akan berakibat buruk dan mungkin fatal. Dalam situasi seperti ini seseorang, sekelompok orang atau suatu masyarakat tertentu dalam melakukan tindakan harus dipikirkan akibatnya dan siap untuk mempertanggung jawabkan segala tindakan yang dipilih sebagai hasil keputusannya. Seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat tertentu dalam melakukan suatu tindakan, sebenarnya banyak pihak yang memberikan kontribusi apakah itu orang tua, saudara, guru, teman, adat istiadat dan tradisi, ingkungan sosial, tokoh agama, pemerintah, pemimpin, pelbagai ideologi, dll. Kontribusi yang mereka berikan bisa dalam bentuk kontribusi kesalahan atau kontribusi kebenaran. Dengan demikian etika dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia bagaimana seharusnya hidup dan bertindak. Etika membantu seseorang, sekelompok orang atau masyarakat untuk mencari orientasi. Tujuannya agar seseorang, sekelompok orang atau masyarakat tersebut tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap pelbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana seharusnya hidup, melainkan agar dapat mengerti dan memahami mengapa harus bersikap sesuai kepribadiannya. Etika membantu seseorang, sekelompok orang dan masyarakat tertentu agar mampu mempertanggungjawabkan kehidupannya. Dengan demikian, etika berusaha untuk mengerti mengapa, atau atas dasar apa seseorang, sekelompok orang atau masyarakat harus hidup menurut norma-norma tertentu. Implementasi Peran Etika dalam Komunikasi di Era Global. Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Etika menjadi dasar atau pedoman bagi seorang profesional dalam berhubungan dengan orang lain atau dalam melakukan kegiatan komunikasi. Peran etika dalam kegiatan komunikasi merupakan syarat mutlak dalam upaya membina hubungan, terlebih-lebih dalam membina hubungan pada lingkup internasional. Pembinaan ini dimaksudkan untuk menghindari atau tidak terjadi konflik yang akibatnya bisa fatal. Ada beberapa faktor etika yang perlu diperhatikan seseorang pada saat melakukan kegiatan komunikasi, apakah itu dalam bentuk komunikasi perorangan, kelompok, massa, lintas budaya ataupun komunikasi bisnis, yakni memahami atau mempelajari etika komunikasi terlebih-lenih di era global dimana dapat saja seseorang berhadapan dengan berbagai ragam kultur, agama, bahasa, bangsa dll yang dalam prakteknya tidaklah mudah antara lain :

a.       Tidak mendiskreditkan orang lain/kelompok lain/bangsa lain.

b.      Tidak mencela orang lain/kelompok lain/bangsa lain.

c.       Hindari mengkritik orang lain/kelompok lain/bangsa lain sehingga dapat menimbulkan sengketa.

d.      Tidak berbohong, menipu

e.       Tidak berprasangka

f.        Berbicara berdasarkan fakta

g.      Tidak Berbeda Pendapat hingga menimbulkan debat kusir

h.      Menggunakan Istilah Khusus yang dapat menyinggung orang lain/kelompok lain/bangsa lain

i.        Tidak bersifat menginterogasi

j.        Tidak menyalahkan orang lain

k.      Tidak merendahkan harga diri/melecehkan orang lain/kelompok lain/bangsa lain

Oleh karenanya, pelaku komunikasi di era global upayakan agar melakukan hal-hal yang dapat menyenangkan siapapun yang akan dihadapi dengan cara :

1)      Mulailah kegiatan komunikasi dengan cara yang ramah dalam segala situasi.

2)      Menjaga atau meningkatkan harga diri orang lain/kelompok lain/bangsa lain.

3)      Minta bantuan untuk menjelaskan hal yang belum jelas tentang keadaan sesuai dengan kebiasaan atau budaya bangsa.

4)      Berikan penghargaan yang jujur dan tulus bagi segala suku, ras, etnik dari berbagai bangsa yang terlibat komunikasi.

5)      Berikan perhatian yang sungguh-sungguh

3.      Bagaimana dampak dan penanggulangan permasalahan Etika dalam Berkomunikasi ?

Di era globalisasi sekarang ini etika dalam berkomunikasi bukan hanya melalui media tradisional seperti, koran, radio dan lain-lain, Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan media sosial yang nampaknya telah menjadi bagian dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu media sosial saat ini juga telah di jadikan sebagai tempat untuk saling mendapatkan dan menyebarkan informasi.

Namun, sayangnya akibat dari penyalahgunaan sosial media dalam menyebarkan informasi juga berdampak pada banyaknya para pengguna yang masuk ke ranah hukum ataupun mencoreng nama baik institusi/lembaga akibat dari penyebaran informasi pada sosial media yang tidak menggunakan etika.

Berikut ini adalah beberapa hal penting etika dalam menggunakan jejaring sosial :

1.      Etika Dalam Berkomunikasi

Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi.

2.      Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan

Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut. Hindari mengupload foto – foto kekerasan seperti Foto korban kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun foto kekerasan lainnya.

3.      Periksa Kebenaran Berita

Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang direkayasa. Oleh karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.

4.      Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang.

5.      Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda

Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Jangan terlalu mengumbar hal-hal pribadi di jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat pribadi.

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

       I.            Simpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia memiliki dasar negara yaitu, 'Pancasila' yang diharapkan bisa menjadi pandangan hidup dan bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Poin-poin dalam pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tercapai tujuan dari Pancasila itu sendiri diantara lain mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, terciptanya hidup yang rukun antar umat beragama, saling menghargai dan menghormati perbedaan ras dan budaya.

    II.            Saran

Pancasila sebagai ideologi negara harus tetap diterapkan kedalam kehidupan sehari-hari agar lebih terarah, guna untuk menanamkan nilai nilai pancasila kepada masyarakat indonesia.


 III.             

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (2021) https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/804/bagaimana-pancasila-menjadi-sistem-etika-simak-selengkapnya-berikut-ini.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Etika  https://kbbi.web.id/etika.html

Aurellia. (2021). Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika. Diakses dari  https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/amp/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LihatTutupKomentar